Langsung ke konten utama

Makalah Teori Sastra Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi,Batasan Puisi, dan Jenis-Jenis Puisi



KATA PENGANTAR


        Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah teori sastra tentang “Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi, Batasan-Batasan Puisi, Jenis-Jenis Puisi”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
          Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih ada  kekurangan  baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman dan dosen sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki makalah kami kedepannya.
Diharap makalah teori sastra tentang “Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi, Batasan-Batasan Puisi, dan Jenis-Jenis Puisi” dapat memberikan manfaat bagi pembaca baik untuk menambah pengetahuan maupun sebagai referensi. Demikian makalah ini kami buat kami ucapkan terima kasih.

Medan, 14 Februari 2018


   Penulis                     










DAFTAR ISI















BAB I

 PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Beberapa ahli yang merumuskan pengertian puisi menggunakan berbagai pendekatan. Slamet Mulyana (1956) memberi batasan puisi dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik, karena puisi merupakan karya seni yang tidak saja berhubungan dengan masalah bahasa tetapi juga berhubungan dengan masalah jiwa.

B.  Rumusan Masalah

1) Bagaimana hakikat puisi ?
2) Bagaimana struktur bentuk puisi ?
3) Apa batasan-batasan puisi ?
4) Apa jenis-jenis puisi ?

C.  Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui hakikat puisi.
2) Untuk mengetahui bagaimana struktur bentuk puisi.
2) Untuk mengetahui batasan-batasan puisi.
3) Untuk mengetahui jens-jenis puisi.

D.  Manfaat  Pembahasan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat menambah wawasan dapat lebih memahami mengenai hakikat puisi, struktur bentuk puisi, batasan-batasan puisi, dan jenis-jenis puisi serta  dapat menjadi referensi.



























BAB II

PEMBAHASAN


Menurut Pradopo, puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan. Sedangkan menurut Shelley, puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Hal itu diperkuat oleh pendapat Sumardi yang menyatakan puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imaji natif).
 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan dan berisi rekaman  serta interpretasi pengalaman manusia yang penting, dipersingkat, dan menggunakan kata-kata kias (manipulasi).

A. Hakikat Puisi

Secara etimologis, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, dan menciptakan. Menurut Kamus Istilah Sastra, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan hatinya. Sebuah puisi juga merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu.
Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas tema, suasana, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin. Hakikat puisi ialah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Hakikat puisi adalah curahan hati yang diungkapkan penyair dalam puisi. hakikat puisi disebut juga isi puisi. hakikat puisi terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat.
a. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. gagasan pokok tersebut menjadi landasan utama penyair dalam mengungkapkan isi puisi. tema yang terdapat dalam puisi di antaranya tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan sosial, demokrasi, kekuasaan, kesedihan, kerinduan, politik, pendidikian, budi pekerti, dan perpisahan.


b. perasaan
Suasana perasaan penyair diekspresikan dan mampu dihayati pembaca. perasaan penyair dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, atau watak khusus. 
c. Nada
Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca tersebut diungkapkan dalam nada. Dari sikap itulah tercipta suasana puisi, sebuah puisi dapat bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, bercanda, serius, patriotik, belas kasih, dendam, membentak, memelas, takut, merendahkan, menyanjung, khusyuk, kharismatik, kagum, filosofis, mengejek, meremehkan, menghasut, menghimbau, dan sebagainya.
d. Amanat
Amanat disebut juga dengan pesan atau nasihat. Nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu.

B. Struktur Bentuk Puisi

Struktur bentuk puisi disebut juga unsur pembangun puisi baik secara batin ataupun secara fisik.
1) Struktur Batin
a.       Tema
Tema atau idea atau gagasan dalah pokok persoalan yang dikemukakan suatu puisi. Tema ini menduduki tempat utama di dala puisi. Hanya ada satu tema utama di dalam satu puisi, walaupun puisi tersebut panjang atau sangat panjang.
b.      Rasa (Feeling)
Rasa adalah apresiasi, sikap, atau emosional penyair terhadap pokok permasalahan yang disampaikan di dala puisi yang ditulisnya, misalanya perasaan takjub, sedih, senang, marah, heran, gembira, tidak percaya nasehat, dan lain-lain.
c.       Nada (Tone)
Pengertian nada dalam struktur batin puisi mengacu kepada sikap penyair terhadap persoalan yang dibicarakan di dalam karyanya, misalnya menggurui, mencaci, merayu, merengek, mengajak, menyindir, dan sebagainya.
d.      Amanat (Itention)
Amanat atau tujuan atau maksud adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, misalnya: mengharapkan pembaca marah, benci, menyenangi sesuatu, dan berontak pada sesuatu. Pesan yang hendak disampaikan inilah yeng mendorong proses kreatif penyair dalam menciptakan puisi.

2).      Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi atau terkadang disebut juga dengan metode puisi, adalah sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan pesan yang hendak disampaikan oleh penyair untuk mengungkapakan pesan yang hendak disampaikannya melalui puisi.

a.       Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah penampakan sebuah puisi sebagai salah satu dari hasil seni kreatif. Tampilan puisi tersebut dapat dicermati dalam berbagai bentuk, misalnya: penataan bahasa, penggunaan tanda atau lambang, pengaturan jarak bars, pengaturan letak huruf kata, kata baris, atau bait (misalnya: padat, ketidakteraturan, atau campuran, baris puisi yang tidak selalu dimulai denagn huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda titik, dan alin-lain).
b.      Imaji
Imaji atau daya bayang adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapakan pengalaman indrawi seseorang, seperti bayangan terhadap suatu penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
c.       Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan seseorang penyair secara eksplisit dalam mengemukakan persoalan yang disampaikannya. Kata-kata tersebut adalah kata-kata yang dapat ditangkap oeh indera (dapat dilihat atau didengar) bagi memungkinkan munculnya imaji.
d.      Bahasa Fugurative
Bahasa figurative adalah bahasa yang penuh dengan kiasan. Bahasa yang demikian dapat mengidupkan, meningkatkan efek, dan menimbulakan konotasi teretentu.
e.      Verifikasi
Verifikiasi menyangkut persoalan rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada sebuah puisi. Ritme adalah alunan bunyi di dalam pembacaan suatu puisi. Metrum mengaju pada penjarakan, penghentian, kesenyapan, dan penekanan-penekanan tertentu

C. Batasan-Batasan Puisi            

Untuk mengenal puisi lebih jauh, selain tentang pengertian puisi, perlu dikenal juga batasan tentang puisi. Berikut adalah batasan-batasan puisi.

a.       Batasan-batasan Puisi yang pertama, puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata–kata kias (imajinatif). Kata- kata betul–betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat namun berkekuatan. Karena itu satu usaha si penyair adalah memilih kata–kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata–kata itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak. Karena itu kata–kata dicarikan konotasi atau makna tambahannya dan dibuat bergaya dengan bahasa figuratif.
b.      Batasan-batasan Puisi yang kedua, puisi adalah suatu sistem penulisan yang margin kanan dan penggantian barisnya ditentukan secara internal oleh suatu mekanisme yang terdapat dalam baris itu sendiri. Dengan demikian seberapa lebarpun suatu halaman tempat puisi itu ditulis, pusi selalu tercetak/tertulis dengan cara yang sama. Dalam hal ini penulis menentukan panjang baris atau ukuran.
c.       Batasan-batasan Puisi yang ketiga, puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya, dia memperolah dayanya dari emos, atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.
d.      Batasan-batasan Puisi yang keempat, puisi adalah lava imajinasi yang letusannya mencegah timbulnya gempa bumi.
e.       Batasan-batasan Puisi yang kelima, puisi adalah rekaman dari saat yang paling menyenangkan dari pikiran–pikiran yang paling menyenangkan.
f.       Batasan-batasan Puisi yang keenam, puisi adalah ekspresi yang kongkrit dan bersifat artistik dari sifat manusia secara emosional dan berirama.
g.      Batasan-batasan Puisi yang ketujuh, puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai dan berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang menggunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat.
h.      Batasan-batasan Puisi yang kedelapan, puisi sebagai salah satu bentuk kartya sastra menggunakan bahasa yang relatif lebih padat dibandingkan dengan prosa. Pemilihan kata atau diksi diperhitungkan dari berbagai segi, makan, nilai, imajinasi,. Irama, rima, dan amanatnya.
i.        Batasan-batasan Puisi yang kesembilan, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang strukturnya dipilih dan ditata dengan cermat dan padat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang terhadap suatu pengalaman dan mengakibatkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus.

D. Jenis-Jenis Puisi


1. Puisi lama
Puisi lama adalah salah satu karya sastra berupa puisi yang masih terikat dengan aturan-aturan baku tertentu dalam pembuatannya. Aturan-aturan itu sendiri berhubungan dengan kata, baris, bait, rima dan irama dalam puisi tersebut. Puisi baru atau yang disebut juga dengan puisi modern adalah kebalikan dari puisi lama , dimana puisi baru tidak lagi terikat dengan aturan-aturan tertentu.



Adapun yang termasuk kedalam puisi lama antara lain :
a). Pantun
Pantun merupakan puisi lama indonesia hampir di seluru nusantara memiliki kebiasaan atau teredisi berpantun. Terdiri atas dua bagian yaitu: sampiran dan isi. Sampiran yaitu dua baris pertama dan biasanya tak memiliki hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain rima/sajak. Dua baris terahir merupakan bagian isi yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Puisi lama bait terdiri dari empat baris, setiap baris biasanya terdiri dari empat baris (rima) a-b-a-b baris pertama dan kedua berupa sampiran  yang umumnya tentang alam (flora dan fauna) tumpuan/pengantar, sedangkan baris ketiga dan keempat berupa isi (maksud) yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Puisi seperti ini disebut dengan pantun, puisi lama 1 bait empat baris, setiap baris biasanya terdapat empat kata memiliki persamaan bunyi ahir (rima) a-a-a-a.
Contoh pantun
Kayu candana di atas batu
Sudah di ikat dibawa pulang
Ada dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terhubung


b). Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam   bentuk terkait yang mementingkan irama sajak, biasanya terdiri dari 4 baris berirama a-a-a-a keempat baris tersebut mengandug arti maksut penyair (pada pantun 2 baris terahir yang mengandung maksud) syair berasal dari arab.
                        Contoh syair
                        Syair ken tambuhan
                        Lalulah berjalan ken tambuhan
                        Diringkah penglipur dengan tahanan
                        Lemah lembut berjalan pelan-lahan
                        Lakuhnya manis memberi kasihan
                        Tunduk menagis segala putrei
                        Masing-masing kata sama sendiri
                        Jahatnya perangai prmaisuri
c). Gurindam
Gurindam adalah suatu bentuk puisi lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama ahir yang sama yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan tentang masalah dan perjanjian dan baris kedua berisikan akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.
Contoh Gurindam
                        Pabila banyak mencelah orang
                        Itu dirinya kurang
                        Dengan ibu hendaknya hormat
                        Supaya badan dapat selamat
d). Mantra
Mantra adalah sarana berkomunikasi dengan yang gaib dan sakti maka tidak semua orang mampu berhubungan dengan gaib.
                        Contoh Mantra
                        Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
                        Pulanglah engkau kepada rimbah yang besar ,
                        Pulanglah engkau pada gunung guntung,
                        Pulanglah engkau pada gunung yang tiada berlalu
                           Pulanglah engkau kepada kolam tiada berorong
                        Pulanglah engkau kepada mata air yang kering
                        Jikalu engkau tiada mau kembali, matilah engkau.
Berikut yang termasuk Ciri-ciri puisi lama:
1).Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
2).Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
3).Merupakan kesusastraan lisan.
4).Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.
5).Isinya pantastis dan istanasentris.

2.Puisi baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan aturan-aturan baku tertentu dalam pembuatan atau pembacanya. Artinya puisi baru merupakan jenis puisi yang bebas, tidak terikat dengan aturan terkait dengan jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah baris, rima   ( sajak ) ataupun jumlah dalam pembuatannya.
Adapun yang termasuk kedalam puisi baru adalah sebagai berikut :

a)  Balada

Balada adalah jenis puisi baru yang berisi kisah dan cerita tertentu. Balada terdiri atas 3 bait dengan tiap bait terdiri atas 8 baris dan berima a-b-a-b-c-c-b kemudian beralih jadi berima a-b-a-b-b-c-c-b-c.
Berikut adalah contoh Balada:
Balada Ibu yang dibunuh
karya WS Rendra
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.
Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara
Lalu satu ketika di pohon tua meliang
Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

b)  Hymne

Hymne adalah jenis puisi baru yang berisi pujian untuk tuhan, dewa, pahlawan, tanah air atau almamater dalam dunia sastra. Namun kini, hymne menjadi puisi yang dinyanyikan.
Berikut ini adalah contoh Hymne
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin

c)  Ode

Ode adalah jenis puisi yang berisi tentang sanjungan atau pujian. Kata-kata yang digunakan anggun namun resmi. Berikut ini contoh ode:
Guruku…
Cahaya dalam kegelapanku
Pengisi semua kekosonganku
Penyejuk kelayuan hatiku
Kau sirnakan segala kebodohan
Kau terangi setiap sisi jiwa
Kau terjang segala pandang negatif
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar pengorbananmu
Sungguh tak ternilai keikhlasanmu
Jasamu bagai emas mulia
Tak kan terganti sampai maut menjemput
Tak kan tertutup oleh keburukan dunia
Guruku…
Terima kasihku dari dalam lubuk hatiku

d)  Epigram

Epigram adalah puisi yang berisi tentang tuntunan dalam hidup. Berikut ini contoh epigram:
Hari itu tak ada tempat berlari
Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana
Epigram diatas berisi tentang pengingat untuk beramal selagi masih hidup.

e)  Romansa

Romansa adalah salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang luapan rasa cinta dan kasih. Berikut ini adalah contoh romansa:
Kisah ini hanya kau dan aku
Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukku

f)  Elegi

Elegi adalah jenis pusisi baru yang berisi tentang luapan perasaan kesedihan. Puisis ini bertujuan untuk mengungkapkan perasaan duka cita, sedih, rindu terutama karena kepergian seseorang atau penyesalan dimasa lalu. Berikut ini contoh elegi:
Dalam erangan jiwa
Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku

g)  Satire

Satire adalah jenis puisi baru yang isinya memuat tentang sindiran kepada penguasa/orang yang memiliki posisi/jabatan. Salah satu sastrawan yang terkenal dengan sarirenya yaitu WS Rendra. Berikut ini contoh Satire :
Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini

Ciri-ciri puisi baru:
a.    pengarangnya  diketahui.
b.    Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
c.    Berkembang secara lisan dan tertulis.
d.   Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).
e.    Isinya tentang kehidupan










Kesimpulan


Secara etimologis, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, dan menciptakan. Menurut Kamus Istilah Sastra, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan hatinya. Sebuah puisi juga merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Hakikat puisi adalah curahan hati yang diungkapkan penyair dalam puisi. hakikat puisi disebut juga isi puisi. hakikat puisi terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat. Puisi memiliki batasan-batasan, batasan-batasan tersebut terdiri dari sepuluh batasan.Adapun jenis-jenis puisi terbgi menjadi dua,yaitu jenis puisi lama dan jenis puisi baru. Yang termasuk jenis puisi lama yaitu pantun,mantra,gurindam, dan sebagainya. Adapun yang termasuk puisi baru ialah balada,hymne,epigram dan lain-lain.

















DAFTAR PUSTAKA


Pradopo, Rahmat Djiko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.
Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi. Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Wardarita, Ratu. Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia: Yogyakarta : Almatera
Sopandi. 2010. Memahami Puisi. Bogor : PT. Quadra.
Atmazaki. 1993. Analisis Sajak: Teori, Metode Dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
 Abdul. 1990. Teori Dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung: Angkasa.
Jalil, Dianie Abdul. 1990. Teori Dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung: Angkasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah ke-pgri-an hubungan pgri secara vertikal dan horizontal

BAB I PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut. 1. Bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal ? 2. Bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal ? 3. Bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat ? 4. Bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) ? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal . 2. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat. 4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup makalah ini hanya membahas mengenai kerjasama PGRI secara vertikal, kerjasama PGRI secara horizontal, hubungan PGRI dengan pemerintah pusat serta membahas mengenai hubungan luar negeri dengan EI (Educational International). E. Man

Makalah Perkembangan Peserta Didik Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karir, Kehidupan Berkeleuarga dan Penyesuaian Diri Remaja

KATA PENGANTAR         Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah perkembangan peserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier,Kehidupan Berkeluarga dan Penyesuaian Diri Remaja”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.           Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada   kekurangan   baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman dan dosen sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki makalah kami kedepannya. Kami harap makalah perkembangan perserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan