Di Pinggir Jalan Lampu Merah Sesi I
-Septa Mila Sari-
Semilir angin di malam sabtu
Telah kirimkan buletin perihal pilu
Rumah-rumah nampak bergetar hebat
Masjid pun rusak dengan dahsyat
Kami tak ada di sana,
Namun luka mereka tersampaikan ke Sumatera
Bulir bening menetes tanpa permisi
Duka menyelimuti penjuru negeri
Kami hanya mampu membawa sebuah kardus di dada
Berharap recehan ataupun lembar rupiah diletakkan di sana
Kami hanya anak kecil dengan almamater biru
Yang hanya mampu berdoa di kala tunaikan lima waktu
Pada pinggir jalan lampu merah
Kami mengetuk hati para manusia
Meski kadang lambaian tangan yang diterima
Kami ikhlas demi Kota Palu tercinta
Pedang, 29 September 2018
Note : Dilarang keras memplagiat puisi ini! Puisi ini telah dibukukan dalam antologi puisi berjudul *Rindu yang Entah*
-Septa Mila Sari-
Semilir angin di malam sabtu
Telah kirimkan buletin perihal pilu
Rumah-rumah nampak bergetar hebat
Masjid pun rusak dengan dahsyat
Kami tak ada di sana,
Namun luka mereka tersampaikan ke Sumatera
Bulir bening menetes tanpa permisi
Duka menyelimuti penjuru negeri
Kami hanya mampu membawa sebuah kardus di dada
Berharap recehan ataupun lembar rupiah diletakkan di sana
Kami hanya anak kecil dengan almamater biru
Yang hanya mampu berdoa di kala tunaikan lima waktu
Pada pinggir jalan lampu merah
Kami mengetuk hati para manusia
Meski kadang lambaian tangan yang diterima
Kami ikhlas demi Kota Palu tercinta
Pedang, 29 September 2018
Note : Dilarang keras memplagiat puisi ini! Puisi ini telah dibukukan dalam antologi puisi berjudul *Rindu yang Entah*
Komentar
Posting Komentar