Nama: Septa Mila Sari
Judul: Tragedi Penggulungan Bumi
Penggulungan bumi di kaki hari
Tsunami menyadap darah anak negeri
Puluhan manusia kehilangan nyawa
Paluku dibasahi air mata
Luka menganga pada wajah anak dara
Senak menggerogoti gelanggang dada
Tiada lagi kata berdaya
Sepandangan netra hanyalah wajah tanpa nyawa
Fonem-fonem perih terlontarkan dari bibir biru
Usai diperdengarkan dengan nyanyian-nyanyian sendu
Cakaran tangan mungil tiada lagi guna
Gulungan petaka luar biasa hebatnya
Mawar melati tak lagi bewarna merah dan putih
Tsunami menggantinya dengan hitam, kental sekali
Bapak terpisah dengan bini yang jelita
Pangeran desa terpisah dengan kekasihnya
Paluku dihadiahi goncangan hebat
Lebih hebat dari goncangan putaran bianglala
Digelung pada kaki matahari
Air asin tak hendak kawan lagi
Dua tahiyat tak lagi hendak jadi khidmat
Nyawa-nyawa hibuk mencari selamat
Terpongkang ke kanan dan depan
Bergelinding menuju perbatasan
Judul: Tragedi Penggulungan Bumi
Penggulungan bumi di kaki hari
Tsunami menyadap darah anak negeri
Puluhan manusia kehilangan nyawa
Paluku dibasahi air mata
Luka menganga pada wajah anak dara
Senak menggerogoti gelanggang dada
Tiada lagi kata berdaya
Sepandangan netra hanyalah wajah tanpa nyawa
Fonem-fonem perih terlontarkan dari bibir biru
Usai diperdengarkan dengan nyanyian-nyanyian sendu
Cakaran tangan mungil tiada lagi guna
Gulungan petaka luar biasa hebatnya
Mawar melati tak lagi bewarna merah dan putih
Tsunami menggantinya dengan hitam, kental sekali
Bapak terpisah dengan bini yang jelita
Pangeran desa terpisah dengan kekasihnya
Paluku dihadiahi goncangan hebat
Lebih hebat dari goncangan putaran bianglala
Digelung pada kaki matahari
Air asin tak hendak kawan lagi
Dua tahiyat tak lagi hendak jadi khidmat
Nyawa-nyawa hibuk mencari selamat
Terpongkang ke kanan dan depan
Bergelinding menuju perbatasan
- Pedang, 02 Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar