Langsung ke konten utama

Essay Nilai Moral dalam Naskah Drama Tradisonal “RURU DAN TAMESAN” (Mitos Manusia Berkepala anjing Desa talang ropok Kec. Selangit- Musi Rawas) karya RD Kedum Oleh Pepi Anita

“Analisis Nilai Moral dalam Naskah Drama Tradisonal “RURU DAN TAMESAN”
(Mitos Manusia Berkepala anjing Desa talang ropok Kec. Selangit- Musi Rawas)
Oleh Pepi Anita
Karya RD Kedum
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap dua bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Menurut Sayuti (2000:6) analisis adalah penguraiankarya sastra atas bagian-bagian aturan-aturan atau norma-normanya.
Nilai adalah suatu sifat atau hal-hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Menurut Sanusia (2015: 15) nilai bukan dipandang sebagai sumber kekuatan yang harus melekat pada setiap kekuatan yang harus melekat pada semua tindakan, melainkan dipandang mendistorsi sampainya manusia pada pengatahuan yang benara.
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kasusialaan, tabiat atau kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Norma tersebut adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Sedangkan moral itu sendiri merupakan kaidah norma dan peryataan  yang mengatur prilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. (Asrori, 2015:321).
Drama adalah sebuah genre sastra penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Selain itu, lazimnya sebuah karya drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambaran tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan oleh tokoh (Wahyudi, 2006: 95). Drama (karya sastra) merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan hal-hal itu saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung.

Nurgiantoro (2012:323) nilai moral yang terdapat dalam suatu karya sastra pada prinsipnya yaitu nilai moral Hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan tuhan, kehidupan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan alam. Pada dasarnya hubungan manusia tidak terlepas dengan hubungan manusia dengan peribadinya, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan sosial dan alam.
Hubungan manusia dengan diri sendiri yang berhubungan dengan keperibadian yaitu cara manusia memperlakukan diri pribadi. Hal yang positif ( kejujuran, bertangung jawab, kerja keras, rindu) dan hal yang negatif (takut, dendam, kesepian, kecemasan, kebimbangan, merendahkan orang lain dan percaya diri). dan individu-individu yang berhubungan dengan diri sendiri. 
Hubungan manusia dengan diri sendiri dalam Naskah Drama Tradisonal 1 babak Ruru dan Tamesan  oleh RD Kedum.
Dalam kutipan berikut ini terdapat hubungan manusia dengan diri sendiri terlihat ada sesorang individu yang meremekan temanya.
Sadar “ Lah Ngomong ape ngah kak Ulin. Awak lanang cak betine. Penakut ye. Terdapat hubungan dengan diri sendiri karena Sadar sudah mempunyai sikap yang negatif merendakan orang lain sedangkan dia belum tahu apa yang di alami temanya dia langsung menyatakan bahwa Ulin penakut dia mengatakan Ulin seorang laki-laki seperti perempuan.
Sadar “ lah iye tu lanang beso tinggi, namek nak cemas iye. Takut dengan apa? Dalam kutipan sadar tersebut bahwa dia merendakan temanya karena dia mengatakan temanya yang memiliki tubuh yang tinggi dan besar tetapi masih memiliki rasa cemas dan penakut, padahal Sadar belum mengatahui cerita yang di alami Sadar.
Mulas “ (stengah mendorong) apaapan si nempel-nempel. Tadi gayamu gaga sekali. Baru mendengar sudah mirip tikus kecebut got. Apalagi kamu ketemu benaran dengan manusia seperti yang di ceritakan Ulin.  pasti kamu mati berdiri. Dalam kutipa tersebut jangan meremekan orang lain belum tentu kita mengalami kejadian tersebut berani pada hal kenyataanya kita sendiri penakut.
Sadar “aku bukan takut tapi ngeriiiii” dalam kutipan ini mengambarkan kita harus berkata jujur dan jangan mudah meremekan teman kita. Kita belum tentu berani dalam kondisi dan situasi, yang sama kata takut dan ngeri itu sama maknaya maka kita harus sadar diri. Jangan mudah menarik kesimpulan bahwa orang yang kita remekan itu benar-benar takuta atau cemas dan khuatar karena terkejut baru kali itu dia menemukan manusia berkepala anjing di hutan.
Kulam “apa bedanya takut dan ngeri Sadar. Dasar hawe....” dalam kutipan tersebut Kulam memperjelas bawasanya kata takut dan ngeri itu sama maknanya dan jangan bisa me saja sebremekan selum kita mengalami hal tersebut, belum bertemu secara langsung baru mendengarnya saja sudah takut dan sekarag sadar yang di remekan oleh Kulam, Sadar merasa dan dia merasa jengkel dalam kutipan Sadar “ cak gerot iye kamu kak ai. Awak belum tentu bani masok utan berburu gi. Dalam kutipan tersebut Sadar mengatakakan  bahwa Kulam kuat dan belum tentu berani masuk hutan kalau sudah tahu ada manusia berkepala anjing terbalik di hutan untuk berburu.
Kopek ila “ cacam! Bebeno be Ulin ilek kutakut ngambek kayu dalam utantu. “ dalam kutipan tersebut dalam menyampaikan informasi kita harus jelas dan benar. Jika belum tentu kebenaranya informasi yang di sampaikan perlu di selidiki kebenaranya agar orang di sekitar kita tidak ada yang mendapatkan dampak yang kurang baik seperti marasa terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena merasa takut, cemas dan bimbang bahwa apa yang di sampaikan ini benar atau tidak jika benar, bearti dalam melakukan aktivitas sehari-hari terhambat seperti ke kebun, mencari kayu bakar, berburu dan kegiatan yang lainya, merugikan orang lain dari segi mencari nafka dan rezeki.

Hubungan manusia dengan sesama dalam linkup sosial termasuk lingkungan alam. Bisa berupa persoalan yang positif maupun negatif. Mengingat bahwa manusia pada dasarnya makluk sosial yang saling membutukan satu sama lain, termasuk juga hubugan manusia dengan alam sekitarnya.
Hubungan manusia dengan sesama dalam Naskah Drama Tradisonal 1 babak Ruru dan Tamesan  oleh RD Kedum. Dapat di lihat dalam kutipan.
Mulas “ lah sadar demlah kamu tidak lihat wajah Ulin yang cemas itu. Berikan kesempata untuknya mengatur nafas agar tenang. Baru kita dengarkan ceritanya”. Dalam kutipan tersebut adanya rasa perduli dengan sesama ditunjukan Mulas kepada Ulin agar ulin bisa mengatur nafas karena ulin masih ketakutan. Mulas menjelaskan kepada Sadar. Sikap Mulas tersebut menujukan rasa perduli terhadap teman  memberi kesepatan kepada temannya untuk menceritakan apa yang terjadi dan apa yang dilihat temannya tersebut menujukan sikap positif terhadap sesama.
Nek Nang “ sudah... sudah... jangan ribut Mulas benar, kita tunggu Ulin tenang sejenak. Kita dengar apa yang menyebabkan Ulin cemas seperti ini.” Dalam kutipan tersebut dengan santai Nek nag bicara sudah... sudah jagan ribut terdapat rasa perduli terhadap cucunya memberi kesempatan agar Ulin bisa tenang dan menceritakan apa yang terjadi semejak dia pulang dari hutan.
Nek Nang “ Tenang tenang... ( tegas berwibawa) atur nafasmu Ulin. Tidak usah takut ceritakan apa yang baru kau alami. Kamu menemukan apa di hutan. Kamu berburu bukan?” Dalam kutipan tersebut Nek nag sangat perdulu dengan Ulin bahwa Ulin harus tenang agar bisa menceritakan apa yang di temukan di dalam hutan pada saat Ulin berburu Nek nag atusias mau mendengarkan cerita Ulin supaya Neg nang bisa mengatahui cerita dan memberi pendapat pada semua yang ada di sana.
Nek Nang “ Nah akhirnaya Tamesan Pulang membawah tuju mata rusa untuk dipersembakan pada umaknya, sekaligus mengabarkan pada Umaknya kalau Baknya tidak mau pulang karena malu dan khuwatir penduduk talang takut. Semejak itu penduduk Talang Ropok meyakini jangan tidur di alam terbukak dan membuat pondok bertiang tiga kalau tidak mau bertemu dengan Ruru yaitu manusia berkepala anjing.” Dari kutipan tersebut terdapat hubungan manusia dengan manusia lain dan lingkungan sosial, bapak tamesan tidak mau pulang takut penduduk Talang Ropok merasa tidaknyaman dan mersa takut jika melihat dia tidak lagi seperti manusia pada umumya, maka dia memutuskan untuk tinggal di hutan agar masyarakat di sekitarnya tidak merasa terusik atas kehadiran dirinya yang mengerikan dan menakutkan semua orang di Talang Ropok.
Hubungan manusia dengan Tuhan yaitu hubungan manusia dengan agama merupakan salah satu lembaga atau istuituasi penting yang mengatur kehidupan manusia. Tindakan yang dilakukan personal aatau individu selalu didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, pendekatan dan peradebatan hati mengenai baik buruknya kelakuan sesorang berdasarkan kepercayaan rohani masing-masing. Seperti mentaati perintah tuhan dan menjauhi larangan. Adapun hubungan manusia dengan Tuhan biasanya dilakukan dengan cara berdoa dan ada beberapa cara yang lain bisa dilakukan seorang manusia untuk berhubungan manusia dengan Tuhannya ialah memintak pertolongan, petunjuk dan rasa bersyukur. 
Dalam Naskah drama Tradisonal 1 Babak Ruru dan Tamesan tidak terdapat hubungan manusia dengan Tuhan.  Tidak ada satupun yang hubungan manusia dengan Tuhan hanya terdapat keyakinan, dan kepercayaan warga Talang Ropok dengan hal-hal mistis seperti sedeka Punjung dan lain-lain.










Simpulan
Dari naskah drama tradisonal satu babak Ruru dan Tamesan oleh RD Kedum. Mempunyai tiga aspek Nilai hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan tuhan. Dimana dari kutipan-kutipan yang berupa dialog seperti hubungan manusia dengan diri sendiri dalam naskah drama satu babak ruru dan tamesan oleh RD Kedum ada beberapa sikap meremekan seorang teman yang dilakukan oleh Mulas  terhadap Ulin yang merasa takut dan kecemasan karena dia melihat hal yang tak biasa tapi cerita itu benar adanya di ceritakan Nek Nang. Dalam hubungan manusia dengan sesama karena adanya kutipan dan dialog yang ada dalam naskah drama trdisonal satu babak ruru dan tamesan yaitu hubungan seperti hubungan teman dengan teman, hubungan kakek dengan cucunya dan hubungan orang tua dengan anak. Akan menimbulkan masalah-masalah moral dalam kehidupan sehari-hari ada yang baik dan ada yang buruk. Sedangkan hubungan manusia dengan tuhan dalam naskah drama trdisonal satu babak ruru dan tamesan oleh RD Kedum tidak ada hubungan manuisa dengan tuhan melainkan ada keyakinan dan kepercayaan yaitu nilai Religius dari aspek kaidah.










Daftar Pustaka
Nurgiantoro, Burhan. 2012. Penelitian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:BPFE.
Milliana, Ii. 2018. Analisis Nilai Moral Novel Drama Salasa Cobaan Bernama Poligami Karya Elok AB. Lubuklinggau


















Tabel Kerja analisis Darama Tradisonal 1 babak RURU dan TAMESAN Nilai Moral.
Tabel 1.1
No. Judul Naskah Kode dan kutipan Hubungan manusia dengan diri sendiri Hubungan manusia dengan manusia lain Hubungan manusia dengan Tuhan Ket.
Ruru dan Tamesan




Tabel. 1.2 Analisis Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri.
No. Judul Naskah Kode dan kutipan Analisis Hubungan manusia dengan diri sendiri Ket.
1. Ruru dan Tamesan 001. Sadar “ Lah, Nomong ape ngah kak Ulin awak lanag cak betine. Penakut iye” Di lihat dari hubungan manusia dengan diri sendiri. karena sadar sudah mempunyai sikap yang negatif merendakan orang lain sedangkan dia belum tahu apa yang di alami temanya dia langsung menyatakan bahwa Ulin penakut dia mengatakan Ulin seorang laki-laki seperti perempuan.

2. 002 Sadar “Lah iye tu lanang beso tinggi” Di lihat dari hubungan manusia dengan diri sendiri karena dalam kutipan tersebut mengambarkan merendakan stemannya dari segi memiliki tubuh yang tinggi tetapi memiliki rasa cemas dan takut, padahal Sadar belum mengatahui cerita yang di alami Sadar.



3. 003. Mulas “(Setengah  Mendorong) apa-apaan si, nempel-nempel. Tadi gayamu gagah sekali. Baru mendengar sudah mirip tikus kecebut got. Apalagi kamu ketemu benaran dengan manusia seperti yang di ceritakan Ulin.  pasti kamu mati berdiri.” Dilihat dari segi hubungan manusia dengan diri sendiri, dalam kutipan Mulas,
jangan meremekan orang lain belum tentu kita mengalami kejadian tersebut berani pada hal kenyataanya kita sendiri penakut baru mendengar ceritanya sudah seperti tikus ke cebur gota apalagi kamu ketemu benaran dengan manusia seperti yang di ceritakan Ulin. Pasti kamu sudah mati berdiri. Tegas Mulas.

4. 004. Sadar “aku bukan takut! Tapi ngeriiii” Hubungan manusia dengan diri sendiri. dalam kutipan ini mengambarkan kita harus berkata jujur dan jangan mudah meremekan teman kita. Kita belum tentu berani dalam kondisi dan situasi, yang sama kata takut dan ngeri itu sama maknaya maka kita harus sadar diri. Jangan mudah menarik kesimpulan bahwa orang yang kita remekan itu benar-benar takuta atau cemas dan khuatar karena terkejut baru kali itu dia menemukan manusia berkepala anjing di hutan.


5. 005. Kulam “apa bedanya takut dan ngeri Sadar. Dasar hawe....” Hubungan manusia dengan diri  sendiri. Dalam kutipan tersebut Kulam memperjelas bawasanya kata takut dan ngeri itu sama maknanya dan jangan bisa me saja sebremekan selum kita mengalami hal tersebut, belum bertemu secara langsung baru mendengarnya saja sudah takut dan sekarag sadar yang di remekan oleh Kulam, Sadar merasa dan dia merasa jengkel dalam kutipan Sadar “ cak gerot iye kamu kak ai. Awak belum tentu bani masok utan berburu gi. Dalam kutipan tersebut Sadar mengatakakan  bahwa Kulam kuat dan belum tentu berani masuk hutan kalau sudah tahu ada manusia berkepala anjing terbalik di hutan untuk berburu.

6. 006. Kopek Ila “Cacam! Yang beno be Ulin. Nilek kutakut ngambek kayu yam utantu.”









Hubungan manusia dengan diri sendiri. Dalam kutipan tersebut menyampaikan
informasi kita harus jelas dan benar. Jika belum tentu kebenaranya informasi yang di sampaikan perlu di selidiki kebenaranya agar orang di sekitar kita tidak ada yang mendapatkan dampak yang kurang baik seperti marasa terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena merasa takut, cemas dan bimbang bahwa apa yang di sampaikan ini benar atau tidak jika benar, bearti dalam melakukan aktivitas sehari-hari terhambat seperti ke kebun, mencari kayu bakar, berburu dan kegiatan yang lainya, merugikan orang lain dari segi mencari nafka dan rezeki.







Tabel kerja 1.3. Analisis Hubungan Manusia dengan Sesama
No. Judul Naskah Kode dan Kutipan Analisis Hubungan Manusia dengan Sesama
7. Ruru dan Tamesan 007. Mulas “ lah sadar demlah kamu tidak lihat wajah Ulin yang cemas itu. Berikan kesempata untuknya mengatur nafas agar tenang. Baru kita dengarkan ceritanya”. Dalam kutipan tersebut adanya rasa perduli dengan sesama ditunjukan Mulas kepada Ulin agar ulin bisa mengatur nafas karena ulin masih ketakutan. Mulas menjelaskan kepada Sadar. Sikap Mulas tersebut menujukan rasa perduli terhadap teman  memberi kesepatan kepada temannya untuk menceritakan apa yang terjadi dan apa yang dilihat temannya tersebut menujukan sikap positif terhadap sesama.

8. 008. Nek nang “ sudah... sudah... jangan ribut Mulas benar, kita tunggu Ulin tenang sejenak. Kita dengar apa yang menyebabkan Ulin cemas seperti ini.” Dalam kutipan tersebut dengan santai Nek nag bicara sudah... sudah jagan ribut terdapat rasa perduli terhadap cucunya memberi kesempatan agar Ulin bisa tenang dan menceritakan apa yang terjadi semejak dia pulang dari hutan.
9. 009. Nek Nang “ Tenang tenang... ( tegas berwibawa) atur nafasmu Ulin. Tidak usah takut ceritakan apa yang baru kau alami. Kamu menemukan apa di hutan. Kamu berburu bukan?” Hubungan manusia dengan Sesama. Dalam kutipan tersebut Nek nag sangat perdulu dengan Ulin bahwa Ulin harus tenang agar bisa menceritakan apa yang di temukan di dalam hutan pada saat Ulin berburu Nek nag atusias mau mendengarkan cerita Ulin supaya Nek Nang bisa mengatahui cerita dan memberi pendapat pada semua yang ada di sana.
10. 010. Nek Nang “ Nah akhirnaya Tamesan Pulang membawah tuju mata rusa untuk dipersembakan pada umaknya, sekaligus mengabarkan pada Umaknya kalau Baknya tidak mau pulang karena malu dan khuwatir penduduk talang takut. Semejak itu penduduk Talang Ropok meyakini jangan tidur di alam terbukak dan membuat pondok bertiang tiga kalau tidak mau bertemu dengan Ruru yaitu manusia berkepala anjing.” Dari kutipan tersebut terdapat hubungan manusia dengan sesama bapak tamesan tidak mau pulang takut penduduk Talang Ropok merasa tidaknyaman dan mersa takut jika melihat dia tidak lagi seperti manusia pada umumya, maka dia memutuskan untuk tinggal di hutan agar masyarakat di sekitarnya tidak merasa terusik atas kehadiran dirinya yang mengerikan dan menakutkan semua orang di Talang Ropok.
Pada kutipan 010 terdapat kemiripan kutipan dalam menganalisis keterangan hubungan manusia dengan tuhan

Tabel 1.4 Analisis Hubungan manusia dengan Tuhan
No. Judul Naskah Kode dan kutipan Analisis Hubungan Manusia dengan Tuhan Keterangan
11. Dalam Naskah drama Tradisonal 1 Babak Ruru dan Tamesan tidak terdapat hubungan manusia dengan Tuhan.  Tetapi ini  terdapat  unsur  religius yang termasuk  pada Nilai  akidah. Dalam kutipan Nek Nang "itu Ruru, cucu-cucuku. Ceritanya begini. Zaman dulu, hidup suami istri yang belum dikaruniai anak. Sang suami berjanji jika istrinya mengandung, menjelang kelahirannya maka ia akan sedekah dengan tujuh ruas mata rusa". Dalam kutipan tersebut bahwa penduduk di Talang Ropok percaya akan hal yang mistis dia berjanji jika istrinya mengandun menjelang kelahiranya maka ia akan sedekah dengan tuju ruas mata rusa. Sedekah ini seperti punjung kepada kepercayaan yang di yakininya.
  Nek Nang " Nah, untuk membuktikan apakah lelaki yang ditemui Tamesen ayahnya, sebaliknya apakah Tamesen benar anaknya, mereka sepakat untuk membuktikannya dengan memancung kepala. Jika bisa dikembalikan seperti semula maka benar adanya mereka anak dan ayah". Dalam kutipan ini ayah dan anak meyakini jika kepala yang sudah dipacung kembali pada bentuk semulah maka mereka adalah seorang ayah dan anak kandungn.
Nek Nang "Sejak itu penduduk talak ropok menyakini, jangan tidur di alam terbuka dan membuat pondok bertiang tiga kalau tidak mau bertemu dengan Ruru yaitu manusia berkepala anjing". Dalam kutipan tersebut masyarakat Talang Ropok meyakini bahwa pada saat berada di tengah hutan jangan tidur di alam terbukak dan membuat pondok bertiang tiga kalau tidak mau bertemu dengan Ruru yaitu manusia berkepala anjing.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah ke-pgri-an hubungan pgri secara vertikal dan horizontal

BAB I PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut. 1. Bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal ? 2. Bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal ? 3. Bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat ? 4. Bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) ? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara vertikal . 2. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama PGRI secara horizontal. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan PGRI dengan pemerintah pusat. 4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan luar negeri dengan Educational International (EI) D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup makalah ini hanya membahas mengenai kerjasama PGRI secara vertikal, kerjasama PGRI secara horizontal, hubungan PGRI dengan pemerintah pusat serta membahas mengenai hubungan luar negeri dengan EI (Educational International). E. Man

Makalah Perkembangan Peserta Didik Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karir, Kehidupan Berkeleuarga dan Penyesuaian Diri Remaja

KATA PENGANTAR         Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah perkembangan peserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier,Kehidupan Berkeluarga dan Penyesuaian Diri Remaja”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.           Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada   kekurangan   baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman dan dosen sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki makalah kami kedepannya. Kami harap makalah perkembangan perserta didik tentang “Tugas Perkembangan Kehidupan

Makalah Teori Sastra Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi,Batasan Puisi, dan Jenis-Jenis Puisi

KATA PENGANTAR         Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah teori sastra tentang “Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi, Batasan-Batasan Puisi, Jenis-Jenis Puisi”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.           Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih ada   kekurangan   baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman-teman dan dosen sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki makalah kami kedepannya. Diharap makalah teori sastra tentang “Hakikat Puisi, Struktur Bentuk Puisi, Batasan-Batasan Puisi, dan Jenis-Jenis Puisi” dapa